Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Text

Navigation Menu

Senin, 27 Oktober 2014

PENGERTIAN KOLUSI

          Di dalam bidang studi ekonomikolusi terjadi di dalam satu bidang industri di saat beberapa perusahaan saingan bekerja sama untuk kepentingan mereka bersama. Kolusi paling sering terjadi dalam satu bentuk pasar oligopoli, di mana keputusan beberapa perusahaan untuk bekerja sama, dapat secara signifikan memengaruhi pasar secara keseluruhan. Kartel adalah kasus khusus dari kolusi berlebihan, yang juga dikenal sebagai kolusi tersembunyi.
Kolusi merupakan sikap dan perbuatan tidak jujur dengan membuat kesepakatan secara tersembunyi dalam melakukan kesepakatan perjanjian yang diwarnai dengan pemberian uang atau fasilitas tertentu sebagai pelicin agar segala urusannya menjadi lancar. Di Indonesia, kolusi paling sering terjadi dalam proyek pengadaan barang dan jasa tertentu (umumnya dilakukan pemerintah). Ciri-ciri kolusi jenis ini adalah:
  • Pemberian uang pelicin dari perusahaan tertentu kepada oknum pejabat atau pegawai pemerintahan agar perusahaan dapat memenangkan tender pengadaan barang dan jasa tertentu. Biasanya, imbalannya adalah perusahaan tersebut kembali ditunjuk untuk proyek berikutnya.
  • Penggunaan broker (perantara) dalam pengadaan barang dan jasa tertentu. Padahal, seharusnya dapat dilaksanakan melalui mekanisme G 2 G (pemerintah ke pemerintah) atau G 2 P (pemerintah ke produsen), atau dengan kata lain secara langsung. Broker di sini biasanya adalah orang yang memiliki jabatan atau kerabatnya.
Jadi secara garis besar, Kolusi adalah pemufakatan secara bersama untuk melawan hukum antar penyelenggara Negara atau antara penyelenggara dengan pihak lain yang merugikan orang lain, masyarakat dan Negara.
Cara pencegahannya perusahaan (atau negara) membuat perjanjian kerjasama yang sehat dengan perusahaan (atau negara) lain yang dianggap tidak merugikan orang banyak untuk mencegah kolusi.

sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Kolusi
               http://www.gunadarma.ac.id  
               http:/studentsite.gunadarma.ac.id  
               http://www..baak.gunadarma.ac.id 


PEMISAHAN TUGAS DALAM SPI

        Pengendalian intern yang baik merupakan cara bagisuatu sistem untuk melindungi diri dari tindakan-tindakan yang merugikan. Dalam arti sempit, pengendalian internhanya dibatasi pada kegiatan pengecekan, penjumlahan, baik penjumlahan mendatar maupun penjumlahan menurun.
Pengendalian intern secara luas, diantaranya ;
a. Batasan pengendalian intern, sebagai suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan, dengan tujuan untuk :
  1. mengamankan aktiva perusahaan.
  2. mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi.
  3. meningkatkan efisiensi.
  4. mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran organisasi.
Ringkasnya bahwa pengendalian intern tidak hanya meliputii pekerjaan pengecekan tetapi juga meliputi semua sistem kerja yang terjadi dalam perusahaan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.
Dari definisi pengendalian intern yang dikemukakan tersebut diatas  dapat ditemukan beberapa konsep dasar berikut :
  • Pengendalian intern merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu, atau merupakan suatu rangkaian tindakan yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan.
  • Pengendalian intern bukan hanya terdiri dari pedoman, kebijakan, formulir, namun dijalankan oleh orang dari setiap jenjang organisasi, yang mencakup dewan komisaris, manajemen dan personil lain.
  • Pengendalian intern diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai, bukan keyakinan mutlak bagi manajemen dan dewan komisaris entitas. Keterbatasan yang melekat dalam semua sistem pengendalian intern dan pertimbangan manfaat serta pengorbanan dalam pencapaian tujuan pengendalian, menyebabkan pengendalian intern tidak dapat memberikan keyakinan mutlak.
  • Pengendalian intern ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan yaitu pelaporan keuangan, kepatuhan dan operasi.
Sistem pengendaliaan intern meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran yang diorganisasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan kehandalan data akuntansi, mendorong efisiensi untuk dipatuhinya kebijakan manajemen. Sistem pengendalian intern merupakan kebijakan, praktik, dan prosedur yang digunakan organisasi untuk mencapai empat tujuan utama :
  1. Untuk menjaga aktiva perusahaan.
  2. Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkan catatan dan informasi akuntansi.
  3. Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan.
  4. Untuk mengukur kesesuaian kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Berangkat dari tujuan diatas, maka sistem pengendalian intern dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :
a) Pengendalian intern akuntansi (internal accounting control)
Pengendalian intern akuntansi meliputi persetujuan, pemisahan antara fungsi operasi, penyimpanan dan pencatatan serta pengawasan fisik atas kekayaan.
b) Pengendalian intern administrasi (internal administratife control)
Pengendalian intern administrasi meliputi peningkatan efisiensi usaha, dan mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan, misalnya analisis statistik, studi waktu dan gerak, program pelatihan, dan pengendalian mutu kegiatan perusahaan.
2. Karakteristik sistem pengendalian intern 
Kehandalan sistem pengendalian intern harus dilandasi dengan karakteristik dari sistem tersebut yaitu :
  • Adanya pendelegasian wewenang kepada petugas tertentu untuk menyetujui transaksi dan penetapan tugas, pengecekan kepada petugas yang lain untuk mengetahui bahwa transaksi telah disetujui oleh petugas yang berwenang.
  • Adanya penyelenggaraan akuntansi sedemikian rupa sehingga mudah di cek.
  • Adanya pendelegasian secara fisik yang tepat, termasuk penjagaan berganda terhadap aktiva yang dimiliki.
  • Adanya perifikasi secara periodik terhadap eksistensi aktiva yang dicatat.
  • Memiliki pegawai yang cakap, mempunyai kemampuan dan latihan yang cukup, sesuai dengan tingkat pertanggungjawabannya.
  • Adanya pemisahan fungsi penyimpanan aktiva dari fungsi pencatatan, dan dari pelaksanaan transaksi yang bersangkutan.
3. Pengendalian intern dalam Sistem Informasi Akuntansi Pembelian
Unsur-unsur pengendalian intern dalam siklus pembelian dirancang untuk mencapai tujuan pokok pengendalian akuntansi, yaitu menjaga kekayaan (persediaan) dan kewajiban perusahaan, menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi (utang, kas, persediaan). Untuk merancang unsur-unsur pengendalian akuntansi yang diterapkan dalam siklus pembelian, terdapat tiga unsur pokok yaitu :
a. Organisasi
  1. Fungsi pembelian terpisah dari fungsi penerimaan barang.
  2. Fungsi pembelian harus terpisah dengan fungsi akuntansi.
  3. Fungsi penerimaan barang harus terpisah dengan fungsi penyimpanan barang.
  4. Transaksi pembelian harus dilaksanakan oleh fungsi gudang, fungsi pembelian, penerimaan barang, pencatat utang, dan fungsi akuntansi yang lain.
  5. Transaksi retur pembelian harus dilaksanakan oleh fungsi pembelian, penerimaan barang, pencatat utang, fungsi akuntansi yang lain.
b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
  1. Surat permintaan pembelian otorisasi oleh fungsi gudang untuk barang digudang, atau oleh kepala fungsi yang bersangkutan untuk barang yang langsung dipakai.
  2. Surat order pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian atau pejabat yang lebih tinggi.
  3. Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan barang.
  4. Bukti kas keluar oleh kepala fungsi pencatatan utang atau pejabat  yang lebih tinggi.
  5. Memo debit untuk retur pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian.
  6. Laporan pengiriman barang untuk retur pembelian diotorisasi oleh fungsi pengiriman barang.
  7. Pencatatan terjadinya utang didasarkan atas bukti kas keluar yang didukung dengan surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok.
  8. Pencatatan berkurangnya utang karena retur pembelian didasarkan memo debit yang didukung dengan laporan pengiriman barang.
  9. Pengurangan utang di dalam arsip bukti kas keluar yang belum dibayar dan pencatatan di dalam register bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi pencatat utang.
  10. Pencatatan di dalam jurnal umum diotorisasi oleh fungsi pencatat jurnal.
c. Praktik yang sehat ;
  1. Surat permintaan pembelian bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi gudang.
  2. Surat order pembelian bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi pembelian.
  3. Laporan penerimaan barang bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penerimaan barang.
  4. Memo debit untuk retur pembelian bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi pembelian.
  5. Laporan penerimaan barang bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi pengiriman barang.
  6. Pemasok dipilih berdasarkan jawaban penawaran harga bersaing dari berbagai pemasok.
  7. Barang hanya diperiksa dan diterima oleh fungsi penerimaan barang jika fungsi ini telah menerima tembusan surat order pembelian dari fungsi pembelian.
  8. Fungsi penerimaan barang melakukan pemeriksaan barang yang diterima dari pemasok dengan cara menghitung dan menginspeksi barang tersebut dan membandingkannya dengan tembusan surat order pembelian.
  9. Terdapat pengecekan, syarat pembelian, dan ketelitian perkalian di dalam faktur dari pemasok sebelum faktur tersebut diproses untuk dibayar.
  10. Catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu utang secara periodik direkonsiliasi dengan rekening control utang di dalam buku besar.
  11. Pembayaran faktur dilakukan sesuai dengan syarat pembayaran guna mencegah kehilangan kesempatan untuk memperoleh potongan tunai.
  12. Bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya dicap “lunas” oleh fungsi pengeluaran kas setelah cek dikirimkan kepada pemasok.
4. Pengendalian akuntansi
Pengendalian akuntansi mempunyai tujuan umum yaitu untuk mengendalikan harta perusahaan. Ada dua kategori pengendalian akuntansi, yaitu :
1. Pengendalian secara umum :
Pengendalian akuntansi secara umum untuk keamanan harta perusahaan digolongkan menjadi :
a. Pengendalian organisasi, dapat terjadi apabila ada pemisahan tugas (segregation of duties) dan pemisahan tanggungjawab (segregation of responsibility) yang tegas.
b. Pengendalian dokumentasi; dokumentasi dapat mencatat tentang deskripsi, penjelasan, bagan air, daftar-daftar, cetakan hasil komputer, dan contoh-contoh objek dari sistem informasi. Dokumentasi dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu:
  1. Dokumentasi yang disimpan dibagian akuntansi yaitu dokumen dasar, dokumentasi daftar rekening dan dokumentasi prosedur manual.
  2. Dokumentasi yang ada di bagian pengolahan data yaitu dokumentasi prosedur, sistem, program operasi, dan dokumentasi data.
c. Pengendalian perangkat keras dan perangkat lunak, dirancang dalam komputer untuk mendeteksi kesalahan atau tidak berfungsinya dalam sistem kerja.
d. Pengendalian keamanan fisik.
Pengendalian terhadap keamanan fisik perlu dilakukan untuk menjaga keamanan perangkat keras, perangkat lunak, dan personal dalam perusahaan.
Teknik untuk pengendalian keamanan fisik dapat berupa alat-alat penempatan fisik yang membantu melindungi harta perusahaan, seperti ; pengawasan terhadap pengasetan fisik, pengaturan lokasi, dan penerapan alat-alat pengamanan.
e. Pengendalian keamanan data.
Menjaga integritas dan keamanan data merupakan pencegahan terhadap keamanan data yang tersimpan diluar supaya tidak hilang, rusak, dan diakses oleh pihak yang tidak berkepentingan.
2. Pengendalian Aplikasi.
Pengendalian aplikasi berhubungan dengan pengoperasian akuntansi sistem komputer. Fungsi dari pengendalian aplikasi adalah untuk memberi jaminan yang cukup bahwa pencatatan, proses, dan pelaporan data sudah dilakukan dengan benar sesuai prosedural.
Pengendalian aplikasi dikategorikan sebagai berikut :
  • Pengendalian masukan, Pengendalian ini dirancang untuk mencegah atau mendeteksi kekeliruan dalam tahap masukan dalam pengolahan data. Pengendalian masukan umumnya menyangkut efisiensi, persetujuan, masukan terhormat, penandaan, pembatalan, dan lain-lain dalam proses komputer.
  • Pengendalian pemrosesan, Pengendalian ini mencakup mekanisme, standarisasi, dan lain-lain.
  • Pengendalian keluaran, Pengendalian keluaran dirancang untuk memeriksa masukan dan  pemrosesan sehingga berpengaruh terhadap keluaran secara absah dan pendistribusian keluaran secara memadai. Pengendalian ini mencakup rekonsiliasi, penyajian umur, suspensi berkas, suspensi account, audit periodik, laporan ketidaksesuaian dan lipstream resubmission.
5. Pengendalian Administrasi
pengendalian ini bertujuan mengefisiensikan operasi kegiatan dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan. Manajemen yang baik dapat menghindari perusahaan dari penyelewengan dan kesalahan, sehingga mampu mewujudkan tujuan dan mendukung pengendalian akuntansi perusahaan.
                http://www.gunadarma.ac.id  
                             http:/studentsite.gunadarma.ac.id  
                        http://www..baak.gunadarma.ac.id 
  

HAMBATAN PASIF DAN CONTOHNYA

     Setelah membahas tentang hambatan aktif yang ada di dalam suatu sistem informasi, maka tidaklah heran kalau ada yang namanya hambatan pasif. Hambatan pasif ini biasanya mencakup kegagalan sistem, kesalahan manusia dan bencana alam.

1.Kegagalan Sistem
   Kegagalan sistem ini terdiri dari antara lain:
• Gangguan listrik.
• Kegagalan peralatan.
• Kegagalan fungsi perangkat lunak.

 2.Kesalahan Manusia
    Hambatan pasif yang disebabkan oleh kegagalan manusia yaitu antara lain :
 • Kesalahan pemasukan data.
 • Kesalahan penghapusan data.
 • Kesalahan operator (kesalahan memberikan label pada pita magnetik).

3.Bencana Alam
   Hambatan pasif yang terjadi karena bencana alam memang tidaklah bisa dihindari dan   diduga karena bisa saja terjadi sewaktu-waktu tanpa kita sadari. Contohnya yaitu :
• Gempa Bumi.
• Banjir.
• Kebakaran.
• Perang.
• Dsb.
              http://www.gunadarma.ac.id   
              http:/studentsite.gunadarma.ac.id  
                     http://www..baak.gunadarma.ac.id 

HAMBATAN AKTIF DAN CONTOHNYA

 Ham         hambatan aktif adalah hambatan yang diterima oleh sistem secara langsung oleh si penghambat tersebut. Terdapat sedikitnya enam metode yang dapat dipakai oleh orang untuk melakukan penggelapan computer. Metode yang dapat digunakan dalam melakukan kecurangan sistem informasi yaitu:
             
            1. Manipulasi input
                 Manipulasi input merupakan metode yang biasa digunakan. Metode ini mensyaratkan kemampuan teknis yang paling minimal. Seseorang bisa saja mengubah input tanpa memiliki pengetahuan mengenai cara operasi sistem komputer.
           
             2. Mengubah program
           Merubah program mungkin merupakan metode yang paling jarang digunakan untuk melakukan kejahatan komputer. Langkanya penggunaan metode ini mungkin karena dibutuhkan keahlian pemrograman yang hanya dimiliki oleh sejumlah orang yang terbatas. Selain itu, banyak perusahaan besar memiliki metode pengujian program yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan dalam program.
              
             3. Mengubah file secara langsung
               Dalam nenerapa kasus, individu-individu tertentu menemukan cara untuk memotong (bypass) proses normal untuk menginputkan data ke dalam program computer. Jika hal itu terjadi, hasil yang dituai adalah bencana.
             
             4. Pencurian data
                  Sejumlah informasi ditransmisikan antar perusahaan melalui internet. Informasi ini rentan terhadap pencurian pada saat transmisi. Informasi bisa saja disadap. Ada juga kemungkinan untuk mencuri disket atau CD dengan cara menyembunyikan disket atau CD ke dalam kantong atau tas. Laporan yang tipis juga bisa dicuri dengan dimasukkan ke dalam kotak sampah.
              
             5. Sabotase
                 Seorang penyusup menggunakan sabotase untuk membuat kecurangan menjadi sulit dan membingungkan untuk diungkapkan. Penyusup mengubah database akuntansi dan kemudian mencoba menutupi kecurangan tersebut dengan melakukan sabotase terhadap harddisk atau media lain.
             
             6. Penyalahgunaan atau pencurian sumber daya informasi
                Salah satu jenis penyalahgunaan informasi terjadi pada saat seorang karyawan menggunakan sumber daya komputer organisasi untuk kepentingan pribadi.
          
            Cara utama untuk mencegah hambatan aktif terkait dengan kecurangan dan sabotase adalah dengan menerapkan tahap-tahap pengendalian akses yakni pengendalian akses lokasi, akses sistem dan akses file.
              Orang yang menimbulkan hambatan dalam sistem komputer:
             
            1. KARYAWAN SISTEM KOMPUTER
   Mereka adalah yang menginstalasikan perengkat keras, perangkat lunak, memperbaiki perangkat keras dan memperbaiki kesalahan kecil pada perangkat lunak. Dalam banyak kasus, orang-orang ini harus memiliki akses atas pengamanan tingkat tinggi computer, guna memperlancar pekerjaan mereka. Sebagai contoh, orang yang menginstalasikan bersi baru program akuntansi seirngkali diberikan akses yang lengkap ke catalog berkas yang memuat sistem akuntansi dan berkas-berkas data yang berkaitan.
              
            2. PEMROGRAM
 Pemrogram sistem seringkali menuliskan programnya untuk memodifikasi atau memperbaiki sistem operasi. Orang-orang itu umumnya memiliki akses khusus ke seluruh berkas perusahaan. Pemrogram aplikasi dapat membuat modifikasi yang menganggu program-program yang ada, atau menuliskan program baru yang tidak memuaskan.
             
             3. OPERATOR KOMPUTER
  Orang-orang yang merencanakan dan memonitor operasi computer dan jaringan komunikasi disebut operator computer dan operator jaringan
              4. KARYAWAN ADMINSITRATIF SISTEM INFORMASI DAN KOMPUTER
Penyedia sistem merupakan orang yang mempunyai posisi dengan kepercayaan besar. Orang-orang ini secara normal memiliki akses ke pengamanan rahasia, berkas, program, dan sebagainya.
             
            5.KLERK PENGENDALIAN DATA
  Mereka yang bertanggungjawab atas pemasukan data secra manual maupun terotomasi ke sistem computer disebut klerk-klerk pengendalian data. Orang-orang ini berada dalam posisi yang menungkinkan untuk memanipulasi pemasukan data.
               Hambatan aktif contohnya penipuan dalam sebuah komponen-komponen dari komputer dan sabotase.

             sumber ; http://fajarnns.wordpress.com/page/2/
                               http://www.gunadarma.ac.id   
                http:/studentsite.gunadarma.ac.id  
                     http://www..baak.gunadarma.ac.id 
  

 

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL (SPI) DAN ELEMEN SPI

Pengertian SPI

        Pada teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern atau kontrol intern didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin dan lahan) maupun tidak (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek dagang).

         Dimana suatu perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.

Definisi tujuan adanya pengendalian intern :
1.     Menjaga kekayaan organisasi.
2.     Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
3.     Mendorong efisiensi.
4.     Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Dilihat dari tujuan tersebut maka sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua yaitu Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls) dan Pengendalian Intern Administratif (Feedback Controls).

a. Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Control)
    Dibuat untuk mencegah terjadinya inefesiensi yang tujuanya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memereksa keakuratan data akutansi,Contohnya ; adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi.


b. Pengendalian Administratif (Feedback Contril)
    Dibuat untuk mendorang dilakukanya efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebjakan menejemen (dikerjakan setelah adanya pengendalian akutansi).Contoh : pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpanan yang ada ,untuk kemudian diambil tindakan.

Elemen SPI 

1. Lingkungan Pengendalian
    Lingkungan Pengendalian dari suatu organisasi menekankan pada berbagai macam faktor yang secara bersamaan mempengaruhi kebijakan dan prosedur pengendalian.


2. Sistem Akuntansi
   Sistem akuntansi tidak hanya digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan saja, tetapi juga menghasilkan pengendalian manajemen.


3. Prosedur Pengendalian
    Prosedur pengendalian merupakan kebijakan dan aturan mengenai kelakuan karyawan yang dibuat untuk menjamin bahwa tujuan pengendali-an manajemen dapat tercapai.
Secara umum prosedur pengendalian yang baik terdiri dari:


a. Penggunaan wewenang secara tepat untuk melakukan suatu kegiatan atau transaksi.
    Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Dengan adanya pembagian wewenang ini akan mempermudah jika akan dilakukan audit trail, karena otorisasi membatasi aktivitas transaksi hanya pada orang-orang yang terpilih. Otorisasi mencegah terjadinya penyelewengan transaksi kepada orang lain.


b. Pembagian tugas.
    Pembagian tugas memisahkan fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi (pencatatan). Dan suatu fungsi tidak boleh melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
Dengan pemisahakn fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi pencatatan, catatan akuntansi yang disiapkan dapat mencerminkan transaksi yang sesungguhnya terjadi pada fungsi operasi dan fungsi penyimpanan. Jika semua fungsi disatukan, akan membuka kemungkinan terjadinya pencatatan transaksi yang sebenarnya tidak terjadi, sehingga informasi akuntansi yang dihasilkan tidak dapat dipercaya kebenarannya, dan sebagai akibatnya kekayaan organisasi tidak terjamin keamanannya.


c. Pembuatan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai.
Prosedur harus mencakup perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai untuk membantu meyakinkan adanya pencatatan transaksi dan kejadian secara memadai. Selanjutnya dokumen dan catatan yang memadai akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan dan biaya suatu organisasi.(biasanya dilakukan berdampingan dengan penggunaan wewenang secara tepat).


d. Keamanan yang memadai terhadap aset dan catatan.
    Keamanan yang memadai meliputi pembatasan akses ke tempat penyimpanan aset dan catatan perusahaan untuk menghindari terjadi-nya pencurian aset dan data/informasi perusahaan.


e. Pengecekan independen terhadap kinerja.
    Semua catatan mengenai aktiva yang ada harus dibandingkan (dicek) secara periodik dengan aktiva yang ada secara fisik. Pengecekkan inni harus dilakukan oleh suatu unit organisasi yang independen (selain unit fungsi penyimpanan, unit fungsi operasi dan unit fungsi pencatatan) untuk menjaga objektivitas pemeriksaan.


4. Penilaian Resiko (Risk Assesment)
    Semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit dan non profit) maupun non bisnis. Suatu risiko yang telah di identifikasi dapat di analisis dan evaluasi sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan yang dapat meminimalkannya.


5. Informasi dan komunikasi
    Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang penting dari pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian dan monitoring diperlukan oleh manajemen Winnebago pedoman operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan.


     Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan. Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal. Hukum, peristiwa dan kondisi yang berpengaruh pada pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal.

Sumber : http://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/01/14/pemahaman-spi-sistem-pengendalian-intern/ 
               http://srilestarimingxiu.blogspot.com/2011/02/akuntansi-keuangan-nirlaba-yayasan.html
               http://www.gunadarma.ac.id   
               http:/studentsite.gunadarma.ac.id  
                     http://www..baak.gunadarma.ac.id 



Selasa, 07 Oktober 2014

TUGAS 1.5 SIFAT-SIFAT INFORMASI YANG BERMANFAAT(KARAKTERISTIK INFORMASI)


Syarat-syarat Sistem
Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh suatu sistem, yaitu:
1.Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan suatu tujuan.
2.Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan.
3.Adanya hubungan diantara elemen sistem.
4.Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi, dan material) lebih penting daripada elemen sistem.

Karateristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen (components), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environment), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (process), dan sasaran (objective) atau tujuan (goal). Di bawah ini merupakan penjelasan dari masing-masing karakteristik tersebut:

1.Komponen Sistem (components)
Sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi , bekerja sama membentuk kesatuan. Komponen-komponen atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat- sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2.Batas Sistem (boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.


3. Lingkungan Luar Sistem (environment)
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan maupun merugikan. Lingkungan yang menguntungkan harus tetap dijaga dan dipelihara karena merupakan energi dari sistem. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, karena jika tidak akan mengganggu kelangsungan sistem.

4.Interface
Interface merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Interface ini memungkinkan satu subsistem untuk mengalirkan sumber daya ke subsistem lainnya.

5.Input
Input merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Input dapat berupamaintenance input dan signal inputMaintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk menghasilkan output.

6.Output
Output merupakan hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadioutput yang berguna dan sisa pembuangan. Output dapat menjadi input untuk subsistem yang lain.

7.Pengolah Sistem (process)
Suatu sistem mempunyai bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

8.Sasaran Sistem (objective)
Suatu sistem mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem menentukan input yang dibutuhkan dan output yang akan dihasilkan


Referensi :  
https://muhammadghazali.wordpress.com/tag/sifat-dari-sistem-informasi/
http://ayutias.blogspot.com/2011/05/komponen-sistem-informasi-akuntansi.html